Rabu, 21 November 2012 0 komentar

Detikcom yang Jenius Menghindari Bredel Media 1994

Banyak jalan menuju Roma, itulah kalimat yang tepat mewakili eksistensi semangat jurnalisme yang diprakarsai oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi. Tak gentar karena masalah pembredelan media. Ia mencari jalan untuk membuat taktik dalam menghindari bredel atau pemberangusan media.
Seperti yang kami kutip dalam Wikipedia Indonesia tentang sejarah Detikcom. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Masih kutipan dalam Wikipedia, dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet. (dede)
0 komentar
  Golok Petir



Kita hidup wajib berusaha mencari mata pencaharian dan berbagai
usaha, demi mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kehidupan sehari – hari. Beraneka
ragam usaha telah hadir akibat bongkar otak pikiran manusia.
Di desa Seuat, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang – Banten. Mayoritas para penduduknya
bermata pencaharian sebagai tukai panday besi. Mereka melakukan pekerjaan ini secara turun
temurun dari nenek moyang mereka. Usaha kerajinan tradisional dari lempengan besi yang di
jadikan golok atau biasa di sebut sebagai pengrajin golok atau pandai besi.
Bisa anda jumpai dihampir setiap rumah warga Seuat, sering kali terlihat orang – orang sedang
memproduksi pandy besi di pinggir dan halaman belakang rumah mereka. Kalaupun tidak, di
sebagian rumah warga, mereka sebagai para penampung kerajinan panday besi atau golok ini.
Ragam bentuk golok bermacam – macam jenis dan variasi harga. Ada golok ukiran dari kayu
dan tanduk kerbau. Tentu saja, yang dari ukiran tanduk kerbau itu mahal dan kayu lebih murah.
Harga – harga golok ini berkisar 30 ribu hingga 400 ribu rupiah dan biasanya pembeli bisa
datang langsung ke Desa Seuat ini.
Warga seuat biasanya menjual hasil kerajinan panday besi atau golok didistribusikan ke pasar
– pasar terdekat. Mulai dari Rangkas Bitung, Jakarta, Sukabumi hingga ke Provinsi Bandar
Lampung.

Ada yang unik dari kreativitas karya mereka yaitu bentuk gagang golok yang mereka produksi
bermacam – macam. Mulai dari bentuk yang biasa, bentuk wayang dan ular. Gagang golok
ukiran, lumayan langka kemampuan ukir – mengukir.
Menurut seorang pengrajin golok Ahmad Yani , panday besi ini sudah ada sejak dahulu, usaha
ini merupakan warisan dari nenek moyang. Tapi, sayang seiring berkembangnya zaman, banyak
para penduduk terutama anak muda yang mulai meninggalkan panday besi ini dikarenakan
banyak dari anak muda yang lebih memilih pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan dan
sebab tak semua para panday besi mempunyai kecakapan dalam
lainnya.(dede)
 
;